Temperamen, DISC, Enneagram, Myers-Brigg, Personality Inventory, yang mana yang kamu pakai? atau kamu masih percaya dengan zodiak yang sudah terbukti pseudoscience? Tes Kepribadian sudah umum dipakai oleh banyak orang di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Penggunaannya beragam, mulai dari keinginan pribadi hingga kepentingan perusahaan. Mulai dari sekedar mengenal diri sendiri hingga membantu menyeleksi calon karyawan. Meski tes - tes ini dianggap memiliki akurasi yang tinggi, dalam tes kepribadian seringkali terdapat kejanggalan.
Keanehannya pun beragam, mulai dari hasil yang tidak konsisten hingga adanya unsur sexist. Hal ini pun memunculkan berbagai pertanyaan. Apakah tes kepribadian dapat dipercaya? apakah tes kepribadian sebenarnya akurat? apakah telah teruji secara ilmiah?
“Sampai hal ini teruji secara ilmiah, kita tidak bisa membedakannya dengan pseudoscience seperti astrologi.”
-Simine Vazire, Peneliti Kepribadian dari University of California
Kebanyakan tes kepribadian tidak mendapat dukungan kuat dari kalangan pakar psikologi dan psikiatri. Hal ini kebanyakan dari mereka tidak memenuhi 4 aspek atau syarat agar alat ukur psikologis bisa digunakan, yaitu:
- Reliable (Bisa dipercaya)
- Validity (Akurat)
- Independent (penelitian dilakukan secara mandiri atau netral)
- Comprehensive (Menyeluruh)
Selain itu, hasil tes kepribadian cenderung tidak konsisten, banyak orang yang melaporkan mereka mendapati hasil yang berbeda dalam tes yang kedua kalinya. Hal ini bisa memicu kesalahpahaman bahwa mereka memiliki kepribadian ganda.
Kategori vs Kontinuitas
MBTI, salah satu tes kepribadian yang paling populer dan sering digunakan, mengelompokkan kepribadian menjadi 16 jenis. Hal ini diperoleh dari hasil kombinasi 8 fungsi kepribadian manusia yang dikembangkan dari teori Carl Jung. 8 fungsi tersebut adalah:
- Introversion (I)
- Extroversion (E)
- Intuition (N)
- Sensing (S)
- Thinking (T)
- Feeling (F)
- Judging (J)
- Perceiving (P)
Seperti tes kepribadian pada umumnya, MBTI memiliki masalah yang serius. Tes ini memaksa manusia untuk masuk ke dalam kategori tertentu. Jika seseorang mendapatkan hasil ENFJ, apakah berarti dia pasti extrovert? dan selalu extrovert? selalu ingin diluar dan tidak pernah mau menyendiri? Apakah berarti dia selalu menggunakan perasaannya? tidak pernah berpikir?
Bagaimana jika orang itu setengah introver dan setengah ekstrover? atau lebih sering dikenal dengan istilah ambivert. Sistem MBTI tetap harus memasukkannya ke dalam satu kategori. Dengan kata lain, seseorang yang 90% extrovert akan mendapat hasil yang sama (E) dengan orang yang 51% extrovert. Dan itu baru satu huruf (E), hal yang sama juga berlaku untuk 7 huruf lainnya.
Padahal, pelopor dari kepribadian Introvert dan Extrovert itu sendiri, Carl Jung, mengakui bahwa manusia memang memiliki dua kepribadian itu dalam dirinya. Hanya saja terkadang salah satu kepribadian lebih dominan.
Dengan kata lain, kepribadian merupakan tingkat kecenderungan manusia untuk berpikir dan berperilaku, yang terletak dalam suatu level atau batasan tertentu. Bukan dalam kotak yang pasti A atau B.
sebenarnya orang tidak dapat dikategorikan sepenuhnya pada satu kategori, tapi terletak pada spektrum dimensi kepribadian dengan derajat yang berbeda," - Michael Ashton, profesor psikologi dari Brock University, Ontario.
Validity and Accuracy
MBTI dikembangkan dari teori Carl Jung. Pada saat itu, psikologi belum berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang empiris. Sehingga teori yang didapat hanya berdasarkan pemikiran dia sendiri, tanpa pembuktian secara objektif apakah teori dia berlaku secara universal kepada setiap manusia.
themyersbriggs.com mengklaim bahwa MBTI berguna untuk berbagai lingkungan kerja, termasuk pengembangan kepemimpinan. Sayangnya, banyak penelitian mengatakan sebaliknya, menyatakan bahwa MBTI tidak mampu memprediksi performa kerja secara optimal.
MBTI tidak memiliki pendukung ilmiah yang cukup. Dengan konsep dasar yang diragukan, serta kritik yang keras dari kalangan psikolog dan psikiater, menempatkan MBTI beserta tes kepribadian lainnya dalam posisi yang sulit. Tidak diterima sebagai alat ukur psikologi yang dapat dipercaya.
Alternatif
Jika kebanyakan tes kepribadian tidak valid dan tidak dapat dipercaya, lalu apakah ada tes kepribadian yang ilmiah dan memenuhi 4 syarat alat ukur psikologis? Jawabannya Ada.
Para Psikolog mengembangkan jenis tes kepribadian baru dengan berusaha menghindari kesalahan - kesalahan dilakukan psikolog terdahulu. Tes ini dikenal sebagai The Big Five. Berbeda dengan tes kepribadian sebelumnya, tes ini tidak mengelompokkan seseorang ke dalam suatu kategori. Melainkan menilai 5 aspek psikologis secara objektif. 5 Aspek tersebut adalah:
- Extraversion
- Conscientiousness
- Agreeableness
- Neuroticism
- Openness to experience
ke-5 aspek diatas akan diukur dan dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh. Jika Extraversion nya tinggi, berarti orang tersebut cenderung aktif, suka bergaul, dan energis. Sebaliknya, jika Extraversion nya rendah, orang tersebut cenderung akan cenderung tertutup, lebih banyak berpikir dan fokus pada dirinya sendiri.
Meski penilaian nya mirip dengan perbandingan extrovert vs introvert, The Big Five tidak memaksa mereka untuk masuk ke dalam salah satu kategori, melainkan mengukur derajat setiap aspek tersebut, Apakah rendah, sedang, atau tinggi.
The Big Five juga terus dikembangkan dengan pengujian yang ilmiah dan objektif secara konsisten. Hingga saat ini, The Big Five merupakan tes kepribadian yang paling sering digunakan oleh psikolog dan akademis.
Kesimpulan
Tes kepribadian yang biasa kita gunakan kemungkinan besar tidaklah valid. Walaupun hasil nya terasa sangat akurat hal ini dikarenakan oleh fenomena *validasi subjektif dan efek barnum. *Meskipun begitu, masih ada tes kepribadian yang bisa kita percaya, yaitu The Big Five, yang dikembangkan dengan metodologi ilmiah.
Jangan sampai kita terjebak dengan ilusi yang terlihat nyata, sebagaimana kita tertipu efek forer dari zodiak dan astrologi. Dengan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat, kebenaran mulai terungkap.
“You should be skeptical”
-Simine Vazire
Referensi
- https://farhanaditya.id/blog/psychology/membongkar-kebohongan-zodiak-selama-ini-kita-tertipu/
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/people-are-strange/201909/your-favorite-personality-test-is-probably-bogus
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/people-are-strange/201909/why-do-we-personality-tests-even-the-bad-ones
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/people-are-strange/201909/when-personality-test-results-are-wrong-feel-so-right
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/people-are-strange/201910/five-big-reasons-embrace-the-big-five-personality-traits
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/people-are-strange/201910/how-accurately-measure-your-personality
- https://www.scientificamerican.com/article/how-accurate-are-personality-tests/
- https://sains.kompas.com/read/2019/06/19/183200123/seberapa-akurat-tes-kepribadian-populer-mbti-bisa-dipercaya-?
- https://tirto.id/sulitnya-mencari-tes-kepribadian-yang-ilmiah-de6f
- https://www.sehatq.com/artikel/pro-kontra-tes-mbti-tes-kepribadian-paling-populer-di-internet