Merasa Punya Kepribadian Ganda? Inilah Fakta Yang Sebenarnya

“di satu sisi saya ingin bermain, di satu sisi saya ingin bekerja, apakah saya punya kepribadian ganda? " Pernahkah kamu merasakan hal seperti ini? Perasaan seperti ada dua keinginan yang berbeda, seperti ada dua orang dalam diri sendiri yang memiliki keinginan berbeda dengan alasannya sendiri, seperti memiliki kepribadian ganda.

Apakah itu kepribadian ganda?

Contoh lain:

“Bagian dari diri saya ingin kurus, tapi bagian lain ingin terus makan”
“Bagian dari diri saya ingin berhenti merokok, bagian diri lain sebaliknya”
“Bagian dari diri saya ingin produktif, bagian diri lain ingin rebahan”

dan masih banyak lagi, apakah itu merupakan kepribadian ganda?

Jawabannya adalah **TIDAK!, **Sama sekali bukan Kepribadian Ganda.

Fakta menariknya, kita semua mengalami hal yang demikian. Hal ini terjadi karena kepribadian kita terdiri dari berbagai macam bagian yang ~~seharusnya~~saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Bagian - bagian tersebut dikenal sebagai *ego state. *Setiap ego state memiliki peran nya masing - masing.

Contoh, mungkin kamu memiliki ego state:

  • inner child, yang ingin bermain setiap waktu
  • inner adult, yang ingin bekerja dan selalu produktif
  • learner, yang selalu ingin belajar dan menambah wawasan
  • protector, yang selalu ingin melindungi diri dari apa pun
  • scientist, yang selalu ingin memastikan teori dan perkiraan
  • philosopher, yang selalu mempertanyakan apa pun
  • athlete, yang ingin selalu menjaga kesehatan
  • eater, yang selalu ingin makan
  • dan puluhan bahkan ratusan ego state lainnya

Teori kebutuhan Dasar Manusia

Setiap ego state ada dan tumbuh untuk memenuhi tujuan diri kita sebagai manusia secara keseluruhan. Setiap dari kita tentu nya ingin sehat, produktif, pintar, berwawasan, serta bahagia, senang, aman, santai, rileks, dan tentu nya kenyang.

Kita bisa melihatnya dari sisi kebutuhan dasar manusia. Berikut adalah diagram dari teori maslow

teori kebutuhan maslow

Sumber: Wikipedia

Kita dapat melihat ego state di atas sebagai bagian - bagian dari diri kita yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Bukan karena kita memiliki kepribadian ganda.

  • Inner child bisa bekerja dengan mencari waktu bermain disela-sela kesibukan
  • Inner adult akan terus berusaha mendapatkan prestasi dan aktualisasi diri
  • Protector akan mencurigai setiap orang agar terhindar dari kejahatan
  • Scientist akan berusaha untuk mendapatkan bukti yang autentik dan dapat dipercaya

Masalahnya, kita hanya dapat melakukan nya satu per satu, tidak bisa sekaligus.
Dalam kata lain, hanya ada satu ego state yang bisa muncul dalam satu waktu. Hal ini memungkinkan ego state - ego state lainnya untuk saling berebut kendali.
Ego state yang muncul ke permukaan dan mengambil alih diri kita disebut sebagai executive ego state.

Ketika salah satu ego state berada dalam posisi executive, ego state lainnya bisa mengkritik atau bahkan berusaha merebut kendali sang executive ego state. Hal inilah yang sering kita rasakan seperti Kepribadian Ganda. Ketika ada dua bagian diri atau lebih yang memiliki keinginan yang bertolak belakang.

“Di satu sisi ingin bermain, di satu sisi ingin bekerja”

Ketika ego state saling mengkritik satu sama lain, kita merasakaannya sebagia *inner critic *atau inner voices seperti:

  • “Seharusnya saya tidak seperti itu”
  • “Seharusnya saya rajin belajar”
  • “Kenapa saya menjadi seperti itu?”
  • “Saya tidak suka diri saya yang pendiam”
  • “Sejak kapan saya menjadi orang yang pemarah?”
  • “Saya ingin menghilangkan sisi penaku dari diri saya”
  • “Saya benci dengan diri saya yang pemalas”

Analogi Kelas

kita bisa melihatnya seperti suatu kelas di sekolah.

Dalam satu kelas, terdapat berbagai macam siswa dengan karakter yang berbeda - beda. Ada yang pendiam, ada yang pemarah, ada yang aktif, dan yang cerewet, ada yang rajin, ada yang malas, dll.

Dalam kelas pun biasanya memiliki semacam struktur organisasi, seperti ketua kelas, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Terkadang, tugas yang dilaksanakan oleh pengurus tidak selalu diterima dengan baik.

Bendahara terkadang kesulitan mengumpulkan uang kas, karena tidak semua siswa setuju dan mau untuk membayar kas dengan rutin.
Ketua kelas bisa dipuji atau dikritik, tergantung dari sikap dan kebijakan yang ia lakukan. Walaupun itu untuk kebaikan bersama.
Seksi Kebersihan bisa membuat teman nya jengkel, karena terus - menerus mengingatkan untuk piket dan menjaga kebersihan.

Hal - hal di atas dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat, tujuan, dan cara berpikir.

Hubungan antar siswa pun beragam, ada yang akrab, ada yang hanya berbicara sesekali, bahkan ada yang tidak pernah saling berbicara dan mengenal satu sama lain. Beberapa siswa mungkin ada yang berada di pojok, sambil ketakutan karena sering dibully. Sebagian yang lain mungkin hanya merasa sakit hati oleh tindakan teman - teman yang lainnya.

Setiap siswa bisa memilih untuk diam, dan mengurusi urusan nya sendiri, atau ikut membantu dengan memberi saran atau tindakan lainnya.

Analogi Perusahaan

Selain situasi dalam kelas kita bisa menganalogikan nya dengan perusahaan atau organisasi. Dalam suatu perusahaan, terdapat ratusan karyawan yang memiliki job desc / perannya masing - masing.

Ada *Security Team *yang bertugas menjaga keamanan gedung. Ada Cyber Team yang menjaga keamanan data dan jaringan perusahaan dari serangan hacker. Ada *Secretary Team *yang mencatat dan mengelola data penting seperti keuangan. Ada Storage Team mengelola dan mengurus barang - barang yang masuk dan keluar perusahaan.

Dan terakhir, ada direktur / CEO yang memimpin perusahaan. CEO inilah yang menempati posisi *Executive, *sesuai namanya, Chief Executive Officer. CEO perusahaan juga bisa dikritik oleh bawahannya, entah dalam hal keamanan, logistik, finansial, hingga manajemen.

.CEO bisa terus melakukan apa yang dia pikir itu benar, tanpa menghiraukan saran - saran dari karyawannya sedikit pun.

Atau, ia bisa menampung saran - saran tersebut, dan mencoba mendengarkan nya dengan baik, yang akan menuntun diri nya sendiri serta perusahaannya ke arah yang lebih baik

Para Karyawan pun tidak selalu bekerja sama dengan harmonis. Mereka bisa saja saling berebut kekuasaan atau bertengkar satu sama lain. Mereka juga bisa mengkritik bahkan menyerang satu sama lain. Karyawan yang lain bisa mengabaikan, menonton, ikut memaki - maki, atau me-mediasi dan membantu meleraikan.

CEO pun bisa tetap tinggal diam, membiarkan mereka bertengkar, dan akhirnya menderita karena perusahaan mulai bangkrut.

Atau, ia bisa turun tangan dan menyelesaikan semua perseturuan yang terjadi, memfasilitasi mediasi, menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, yang akhirnya menuntun perusahaan pada kesuksesan

Cara Mengatasi Pertentangan Batin

Analogi di atas mencerminkan secara akurat bagaimana ego states dalam diri kita berusaha untuk saling bekerja sama. Meskipun kenyataannya sering menghadapi banyak rintangan.

Tapi, bukan berarti rintangan itu tidak bisa kita atasi. Hanya saja terkadang kita tidak tau cara mengatasinya.

Rintangan - rintangan tersebut sering kita sebut sebagai kepribadian ganda, yang pada kenyataannya sama sekali bukan.  Rintangan itu kita kenal sebagai *inner conflict *atau pertentangan batin. Sama seperti contoh CEO di atas, kita bisa memilih untuk tetap diam, atau bangkit dan memperbaiki keadaan.

Hal yang dapat membantu kita dalam mengatasi konflik internal adalah dengan melihat mereka sebagai bagian dari diri kita sendiri, bukan sebagai gangguan kejiwaaan. Kita harus melihatnya sebagai seorang manusia, yang juga memiliki keinginan, tujuan, dan perasaannya sendiri.

Dengan mengakui mereka sebagai bagian dari kita, kita dapat me-mediasi diri kita sendiri untuk menyelesaikan berbagai pertentangan batin.

Cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan membagi dan memberikan waktu pada masing - masing bagian dari diri kamu sendiri. Misal, berilah waktu kepada Inner Child kamu untuk bermain dan bersenang- senang ditengah kesibukan kamu. Jangan hanya mementingkan *Inner Adult, *dan bahkan membenci Inner Child / diri kamu sendiri.

Berbicara lah dengan bagian - bagian dari diri kamu seperti sedang berbicara kepada manusia. Cari waktu untuk menyendiri dan berbincang - bincang kepada mereka. Mereka mungkin sudah lama menunggu sejak dulu untuk berbicara dengan mu.

Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan beberapa kursi, setiap kursi mewakilkan salah satu *ego state *kamu. Lalu, kamu bisa membiarkan *ego state *yang lain berbicara dengan menduduki kursi tersebut.

Atau, kamu bisa melakukan nya sendiri tanpa bantuan kursi, dengan bantuan perasan dan imajinasi. Lakukan cara apa pun yang menurut kamu nyaman dan mudah dilakukan.

Kesimpulan

Yang kamu rasakan seperti kepribadian ganda, bukanlah kepribadian ganda. Melainkan hanyalah pertentangan batin yang umum dan wajar dialami semua orang. Hal ini bukanlah hal yang tidak bisa diperbaiki

justru sebaliknya, kita bisa mengajak bagian - bagian dari diri kita sendiri untuk berdiskusi dan menemukan solusi nya bersama.

“All human problems are problems of communication, either with others, or between the fragmented parts of the self” - Gareeth Knight

Referensi

  1. Buku “The Art of Hypnotherapy” oleh Roy Hunter
  2. Buku: “Hypnosis for Inner Conflict Resolution: Introducing Parts Therapy” oleh Roy Hunter
  3. Buku: “Miracles on Demand” oleh Charless Tebbets
  4. Artikel: “The Use of Hypnothreapy in Integrating Disntegrated Personality Parts” oleh Charless Tebbtes
  5. Buku: “Discover Your Subpersonalities” oleh John Rowan
  6. Buku: “Resource Therapy” oleh Antonius Arif
  7. Buku: “A Practical Guide to Qabalistic Symbolism” oleh Gareeth Knight
  8. Mike Mandel Hypnosis Academy
  9. https://jurnalmanajemen.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/