Telah sekian tahun, sejak hipnosis pertama kali diakui secara ilmiah. Hal itu berkat Dokter asal Inggris bernama James Braid. Sebelumnya, hipnosis dianggap sebagai hal yang magis, spiritual, dan tidak masuk akal.
Saat ini pun masih banyak orang yang berpandangan demikian. Terutama di Indonesia, yang notabene mistisme nya masih kental.
Selama ratusan tahun, peneliti terus menggali misteri dibalik fenomena hipnosis. Ketidakmampuan teknologi pada abad pertengahan menyebabkan kurangnya bukti yang jelas dan bisa dipercaya. Sebelum *science *berkembang pesat, para ilmuwan mengandalkan teori psikososisal tentang permainan peran (role-playing).
Pendapat Ahli
Sebelum kita melihat hasil studi yang dilakukan para ilmuwan, mari kita simak penjelasan hipnosis dari berbagai pakar yang telah berpengalaman menghipnosis banyak orang.
Istilah “hipnosis” pertama kali diperkenalkan oleh James Braid, seorang dokter dan penulis terkenal di Inggris pada Abad ke 19. Sebelum istilah hipnosis diperkenalkan, masyarakat mengenalnya sebagai mesmerisme, dengan pemahaman bahwa praktisi hipnosis memiliki suatu energi magnetis untuk mempengaruhi subjeknya.
James Braid, adalah orang yang pertama kali membongkar pemahaman ini.
Hasil Penelitian beliau menunjukkan bahwa kunci dari mesmerisme adalah mata yang terfokus pada satu objek. Mata yang difokuskan selama terus-menerus dapat mengakibatkan kelelahan, hingga akhirnya mata sulit dibuka. Penemuan ini membuka pandangan masyarakat tentang apa itu hipnosis.
Pakar Internasional
Charless Tebbets, salah satu guru besar dalam dunia hipnoterapi, berpendapat bahwa hipnosis merupakan keadaan natural yang sering kita alami dalam kehidupan sehari - hari. Dikutip dari bukunya *Miracles on Demand, *beliau menulis:
“There is no legal definition of hypnosis. Webster’s dictionary defines it as artificially induced sleep, but it is actually a natural state of mind and induced normally in everyday living much more often than it is induced artificially. Every time we become engrossed in a novel or a motion picture, we are in a natural hypnotic trance."
-Miracle on Demand hal. 211-212
Roy Hunter, murid dan penerus dari Charless Tebbets juga berpendapat serupa, dituliskan dalam bukunya *The Art of Hypnosis *yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi Seni Hipnosis:
Saya memilih cara Charless Tebbetts mendefinisikan hipnosis, dan hendak mengutip pernyataannya dari *Miracles on Demand *edisi kedua
-Seni Hipnosis hal. 17
Igor Ledochowski, seorang pakar conversational hypnosis internasional dan pendiri dari Hypnosis Training Academy, dalam salah satu produknya *Hypnosis Exposed, *menjelaskan:
It’s a natural and highly focused state, in which the conscious mind, or one part of the mind, does not interfere with another part of the mind.
-Hypnosis Exposed hal.12
Pakar Lokal
Selain pakar internasional, pakar khas Indonesia juga berpendapat serupa
““Hipnosis adalah kondisi dimana si hipnoterapis memandu klien memasuki state yang sangat relax di bawah sadarnya sehingga mereka terbuka terhadap sugesti apapun,”
- Romy Rafael, dalam wawancara dengan VICE Indonesia
Hypnosis adalah zona kesadaran alamiah manusia, dimana dalam keadan tertentu (Hypnosa) seseorang dapat dengan sangat mudah menerima saran, memori atau sugessti.
“Ferdians, dalam situs nya www.ferdians.com
“Hipnotis adalah suatu fenomena yang terdapat diberbagai wilayah sejak ribuan tahun silam, terutama wilayah-wilayah yang lekat dengan tradisi penyembuhan dan berbagai upacara yang melibatkan fenomena trance.”
-Yan Nurindra, dalam situsnya www.yannurindra.com
Made Suwenten, penulis dari buku* Practical Hypnotherapy Guide Book* dan salah satu murid Yan Nurindra rahimahullah, memiliki pendapat yang sedikit berbeda. dalam bukunya beliau menulis:
Hipnotis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti tertentu.
-Practical Hypnotherapy Guide Book hal. 3
Pendapat ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh para pakar hipnosis yang terkumpul dalam U.S Department of Education, Human Services Division:
Hypnosis is the bypass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking
Hasil Studi
Dalam jurnal yang diterbitkan di American Psychological Association, Kirsch melakukan penelitian dengan membandingkan terapi pada orang yang hanya menggunakan CBT dengan terapi yang menggabungkannya dengan hipnosis.
Hasilnya menunjukkan bahwa terapi yang menggabungkan hipnosis memiliki 70% perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak. Hanya dalam waktu 4-6 bulan, mereka yang menggunakan CBT + Hipnosis berhasil menurunkan lebih dari 10 Kg. Sedangkan yang menggunakan CBT saja hanya menurunkan setengah nya.
Mereka yang juga menggunakan hipnosis berhasil mempertahankan penurunan berat badan secara konsisten selama 18 bulan. Sedangkan mereka yang hanya melalui CBT cenderung mengalami kenaikan berat badan kembali.
Selama puluhan tahun terakhir, teknologi mulai menunjukkan adanya perubahan - perubahan biologis dan neurologis yang bisa diobservasi dan diteliti secara objektif. Terutama pada subjek bersugestivitas tinggi yang menunjukan perubahan fisiologis.
Banyak yang mengira bahwa efek sugesti yang dirasakan oleh subjek seperti katalepsi dan halusinasi hanyalah imajinasi atau perasaan subjek. Tapi, hasil pemindaian pada otak menunjukkan seolah - olah perubahan itu benar - benar terjadi.
Dalam jurnal yang diterbitkan di American Psychiatric Association (APA), Spiegel membandingkan pemindaian otak pada subjek yang disuruh membayangkan warna abu -abu dengan subjek yang dihipnosis dan diberi sugesti melihat warna abu - abu.
Hasil pemindaian otak pada subjek yang dihipnosis menunjukkan adanya perubahan dalam *fusiform regions, *bagian otak yang memproses warna. Perubahan ini tidak ditemukan pada subjek yang hanya disuruh untuk membayangkan.
Tidak hanya dalam halusinasi, pemindaian otak pada subjek yang dihipnosis dan disugestikan memiliki tangan yang lumpuh, menunjukkan hasil yang serupa dengan orang yang benar - benar lumpuh. Hal ini tertulis dalam jurnal yang diterbitkan sciencedirect
Penelitian yang dilakukan oleh sekolah medis di London pada tahun 1970 menunjukkan bahwa hipnosis memiliki kaitan yang erat dengan otak kanan. Perubahan ini meliputi pengurangan gerak motorik, suara yang pelan dan simpel, dan perubahan memori.
Penelitian yang dilakukan di Finlandia pada tahun 2007 menggunakan Electroencephalogram (EEG) juga menunjukkan hasil yang serupa. Dengan tambahan adanya perubahan pola gelombang otak. Selain itu, Hipnosis juga mempengaruhi semua *channel *pada alat EEG.
Penelitian terkini pada tahun 2016 yang dilakukan di Stanford University akhirnya dapat memberikan jawaban yang lengkap dan detail tentang apa yang sebenarnya terjadi pada otak subjek saat sedang berada di hipnosis. Dengan menggunakan *functional magnetic resonance imaging (f-MRI), *David Spiegel menunjukkan adanya 3 Perubahan:
-
Adanya pengurangan aktivitas pada area dorsal anterior cingulate
yaitu bagian yang berperan dalam fungsi motorik dan kognitif. Hal ini menjelaskan berkurangnya aktivitas fisik dan mental secara drastis. Saat orang berada dalam hipnosis, gerakan mereka cenderung pasif, dan pikiran mereka cenderung hanya fokus pada satu hal “In hypnosis, you’re so absorbed that you’re not worrying about anything else.” - Spiegel -
Adanya peningkatan aktivitas antara dorsolateral prefrontal cortex dengan insula**
Hal ini ia jelaskan sebagai fenomena brain-body connection yang membantu otak dalam memproses dan mengendalikan apa yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini menjelaskan bagaimana hipnosis bisa membantu pasien mengendalikan rasa sakit. -
**Adanya pengurangan aktivitas antara dorsolateral prefrontal cortex dengan *default mode network. *
**Hubungan antara dua bagian ini merepresentasikan hubungan aksi yang dilakukan dengan kesadaran atas aksi tersebut. Maksudnya, gerakan yang kita lakukan dalam hipnosis cenderung dilakukan secara tidak sadar. Kita bahkan tidak memikirkannya sama sekali “When you’re really engaged in something, you don’t really think about doing it — you just do it " - Spiegel
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sugesti yang diberikan dalam keadaan hipnosis dapat memberikan efek yang nyata, bukan hanya imajinasi. Hipotesis ini terbukti dengan banyaknya hasil *scanning *pada otak yang memiliki hasil serupa. Dimana perubahan yang terdeteksi pada subjek yang dihipnosis, sama dengan perubahan yang terdeteksi pada subjek yang benar - benar mengalaminya.
Hasil berbagai penelitian di atas mendukung pendapat para ahli hipnosis pada ratusan tahun yang lalu hingga pendapat para pakar hipnosis modern. Dengan ini, sudah terbukti baik secara teoritis maupun empiris bahwa hipnosis bukanlah suatu fenomena supranatural yang sering dikaitkan dengan kejahatan. Melainkan sebuah fenomena natural yang sering kita alami tanpa kita sadari setiap hari nya.
Referensi:
- Hunter, R. 2010. The Art of Hypnosis. Camarthen. UK Crown UK Publishing
- Suwenten, M. 2018*. Practical Hypnotherapy Guide Book.* Solo. Metagraf
- https://www.vice.com/id_id/article/kzz7pn/pakar-hipnosis-menjelaskan-kebohongan-besar-di-balik-kasus-kasus-gendam
- http://www.ferdians.com/hipnosis-atau-hypnotist/
- http://www.ferdians.com/kejahatan-hipnotis/
- https://farhanaditya.id/blog/psychology/bongkar-arti-hipnotis-yang-sebenarnya/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4361031/
- https://psycnet.apa.org/buy/1995-26166-001
- https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10253890290027877
- https://digest.bps.org.uk/2013/08/01/neuroscience-gets-serious-about-hypnosis/
- https://ajp.psychiatryonline.org/doi/full/10.1176/appi.ajp.157.8.1279
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0010945212003024
- Fingelkurts, Alexander, Fingelkurts Andrew, Kallio Sakari, and Revonsuo Antti. “Hypnosis Induces a Changed Composition of Brain Oscillations in EEG: A Case Study”. Contemporary Hypnosis, 2007, V. 24, No 1.P. 3-18
- Gruzzelier, J. “The state of hypnosis: evidence and applications”. Q J Med 1996; 89:313-317.
- https://med.stanford.edu/news/all-news/2016/07/study-identifies-brain-areas-altered-during-hypnotic-trances.html