7 Hal Yang Saya Pelajari Dari Kitab Bahasa Tubuh

Di antara banyak buku yang pernah saya baca, ada 1 buku yang masih tergambar dengan kuat di pikiran saya.

Buku itu adalah  Kitab Bahasa Tubuh.

Sesuai dengan namanya, buku ini menjabarkan bahasa tubuh manusia secara detail. Dengan isinya yang sangat berbobot, tidak heran bukunya terkenal dimana - mana. 

Sebenarnya, saya sudah lama membaca buku ini. Tiba - tiba saja muncul keinginan bagi saya untuk membagikan ilmu yang saya dapatkan dari buku ini.

Daripada mubazir kan, hehe.

Kalau kamu penasaran, langsung cek aja daftar isi di bawah:

[lwptoc numeration=“none”]

1. Bahasa Tubuh Berbicara Lebih Banyak Dibanding Ucapan

Setiap gerakan yang kita lakukan, baik kita sadari maupun tidak, memiliki arti sendiri.

Baik yang besar maupun kecil, yang terlihat maupun tidak terlihat, sedikit maupun banyak.

Mereka menyampaikan hal yang tak mampu diungkapkan dengan kata - kata. Entah itu perasaan, pikiran, niat, atau keinginan tertentu; semua terpancarkan dalam bahasa tubuh kita.

Coba ingat kembali disaat anda sedang bahagia, sedih, dan marah. Bagaimana gesturnya? Apakah 100% sama persis?

Bandingkan juga dengan orang lain. Saat mereka sedang jujur, saat mereka sedang berbohong, apakah ada bedanya?

Itu baru secuil saja. Belum lagi tentang kepercayaan diri, ketidaknyamanan, kesukaan, kebencian, kebosanan, ketakutan; semuanya kita tunjukkan lewat bahasa tubuh kita.

2. Kata - Kata Tidak Bisa Dipercaya

Setelah mengetahui bahwa bahasa tubuh berbicara lebih banyak dibanding kata kata - kata, saya menyimpulkan bahwa kata - kata tidak bisa dipercaya seutuhnya.

Karena kata - kata hanya mengandung sedikit makna, berarti kita juga harus memperhitungkan Bahasa Tubuh sebelum menentukan apakah perkataan seseorang bisa dipercaya atau tidak.

Dalam dunia yang penuh dengan kebohongan, saya yakin kamu setuju dengan hal ini. 

Sayangnya, kita lebih sering berkomunikasi lewat aplikasi chat dibanding bertemu langsung. Ini membuat penafsiran kata menjadi semakin sulit.

Ironisnya lagi, banyak orang yang justru memanfaatkan kesempatan ini untuk berbohong dengan sengaja; mulai dari orang tidak dikenal hingga pasangannya sendiri; mulai dari keisengan semata hingga untuk meraup keuntungan pribadi.

Ini sudah lebih dari cukup untuk menyadarkan kita akan betapa rapuhnya kata - kata. Betapa mudahnya mereka dibuat sedemikian rupa untuk menipu sesama. 

Setelah membaca buku ini, saya jadi lebih mempercayai bahasa tubuh seseorang dibanding kata - kata yang diucapkan. 

3. Apa Yang Kita Anggap Sopan Belum Tentu Sopan di Tempat Lain

Kita sering lupa bahwa persepsi setiap orang itu berbeda.

Misal tentang kesopanan, menurut kita salah satu syarat sopan itu memakai baju; yang berarti , tidak memakai baju = tidak sopan.

Dalam budaya kita, badan itu harus cukup tertutup. Jika sangat terbuka, bisa dianggap tidak sopan.

Di negara barat seperti Amerika dan Eropa, hal ini tidak begitu ketat. Kita bisa berpakaian dengan cukup terbuka tanpa dicap tidak sopan.

Hal sebaliknya juga berlaku. Apa yang kita anggap biasa saja bisa berarti tidak sopan di tempat lain.

Saya tidak bermaksud menjelekkan budaya kita sendiri ataupun budaya negara luar. Ini hanya untuk menegaskan bahwa setiap tempat memiliki budayanya tersendiri.

4. Perasaan Bisa Dikendalikan

Nah Ini, jebakan nomor satu di dunia.

Dari dulu saya berpikir bahwa perasaan itu tidak bisa dikendalikan. Saya merasa itu di luar keputusan kita.

Ternyata saya salah. 

Ternyata … ada cara  untuk mengendalikan perasaan kita; yaitu dengan mengendalikan bahasa tubuh kita.

“Sebentar, ini gak kebalik? bukannya bahasa tubuh itu menunjukkan apa yang kita rasakan ya? Bukan sebaliknya?

Betul, perasaan memang mempengaruhi bahasa tubuh kita, tapi ternyata hal sebaliknya juga berlaku. Bahasa Tubuh bisa mempengaruhi perasaan.

Yep, hubungannya bukan satu arah, tapi 2 arah!

Pernahkah kamu mendengar fakta bahwa senyum selama 30 detik bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik? 

Nah itu buktinya. Jika tidak percaya silahkan coba sendiri 

5. Setiap Orang Bisa Dibaca

Jika disimpulkan, tubuh kita itu selalu bergerak. Tubuh kita selalu menyampaikan sinyal sinyal terbaik apa yang kita rasakan, inginkan, dan pikirkan. 

Berarti, semua hal tersebut bisa dibaca oleh siapa pun, hanya dari bahasa tubuh kita. Siapa pun bisa dibaca, termasuk anda sendiri.

Karena hampir semua hal yang kita pendam terpancarkan dalam bahasa tubuh, berarti hampir setiap hal yang kita pendam bisa dibaca oleh orang lain.

“Wahh, serem dong. "

Haha, ga kok. Coba deh baca poin selanjutnya. :)

6. Membaca Bahasa Tubuh TIdak Semudah Kelihatannya

Loh gmn? tadi katanya semua orang bisa dibaca.

Iyaa, betul. Semua orang memang bisa dibaca. Tapi tidak semudah itu. Untuk melakukannya perlu memperhitungkan banyak faktor:

  1. a) Gerak Tubuh Yang Lain
  2. b) Konteks dan Situasi

Untuk membaca bahasa tubuh kita perlu menggabungkan bahasa tubuh lainnya. Jadi tidak bisa kita hanya mengandalkan satu saja.

Contoh misalnya sikap tubuh defensif. Apakah orang yang melipat tangan nya di depan dada berarti sedang tidak setuju / tertutup?

Belum tentu. Kita juga perlu melihat gerakan kakinya, wajahnya, matanya, postur badannya, posisi kepalanya, dan masih banyak lagi.

Kita juga perlu melihat keadaan sekitar; baik itu lingkungan luar atau orang itu sendiri. Bisa jadi sedang sakit atau hanya sekedar kedinginan.

7. Kita Bisa Dipengaruhi Orang Lain Hanya Dari Bahasa Tubuh

Dari tadi kita membahas tentang penafsiran kata dan bahasa tubuh. Bagaimana jika hal itu dibalik?

Bagaimana jika kita dengan sengaja melakukan bahasa tubuh tertentu untuk mempengaruhi persepsi orang lain?

Apakah kita jadi bisa berbohong dengan lebih mulus dan tak terlihat? Bisa saja. Tapi untuk melakukannya tidak begitu mudah. 

Jika kamu ingin belajar caranya, lihat saja para **politikus. **Mereka ahlinya dalam hal ini. Percaya atau tidak, mereka memiliki penasihat pribadi yang mengajarkan mereka  bahasa tubuh.

Mereka diajarkan step by step bagaimana  agar terlihat jujur, terbuka, dan percaya diri. 

Mereka dengan sengaja mengendalikan bahasa tubuh agar lebih persuasif dan komunikatif (Baca: manipulatif).

Kesimpulan

Saya belajar banyak hal dari buku ini.  Buku ini benar - benar membuka pikiran saya. 

Ternyata, banyak informasi yang bisa kita dapatkan hanya dari bahasa tubuh. Setelah membaca buku ini, saya tidak bisa melihat seseorang dengan cara yang sama.

Kalau kamu tertarik untuk membacanya, kamu bisa dapatkan lewat toko online atau di gramedia terdekat. Murah kok!

Kalau kamu pernah baca buku ini, boleh dong share pendapatnya di kolom komentar.